Senin, 12 November 2012

Autumn Tale Eps 1


Joon Suh kecil diajak ayahnya menengok adiknya yang baru saja lahir. Karena ada keperluan Joon suh ditinggalkan ayahnya di depan ruang bayi. Joon Suh masuk ke ruang bayi dan memainkan 2 tanda nama bayi yang terpasang di depan ranjang bayi. Ia lalu menjatuhkannya ke lantai. Seorang suster masuk ke ruang bayi dan memungut 2 tanda nama bayi itu. Suster itu lalu memasang tanda nama bayi itu ke tempat yang salah!!


Beberapa tahun kemudian.......


Joon Suh dan Eun Suh telah beranjak remaja. Saat itu Joon Suh sedang melukis di ruang seni. Tiba2, seorang gadis berkacamata masuk ke ruang seni sambil menangis dan menggenggam sebuah surat. Gadis itu mengatai Joon Suh brengsek. Ia kaget melihat Joon Suh ada di sana. Ia pun mendekati Joon Suh. Eun Suh berjalan di lorong. Ia membawa sebuah kado dan surat.
"Apa kau yang membuang surat ini?" tanya gadis itu.
"Aku tidak bermaksud membuangnya. Tapi di surat itu tidak ada nama pengirimnya jadi aku tidak bisa mengembalikannya padamu." jawab Joon Suh.


"Apa kau tidak menyukaiku?" tanya gadis itu lagi.
Eun Suh berdiri di depan ruang seni. Ia melihat Joon Suh dan gadis itu. Joon Suh menatap Eun Suh.
"Maaf, sudah ada orang lain." jawab Joon Suh. Gadis itu menatap Eun Suh kesal. Ia lalu menampar Joon Suh dan berlari keluar dari ruang seni. Eun Suh kaget melihat itu. Ia lalu masuk ke ruang seni dan menghampiri Joon Suh.
"Mau apa kau ke sini?" tanya Joon Suh.
Eun Suh memberikan kado dan surat itu pada Joon Suh. Joon Suh mengambil kado dan surat itu dari tangan Eun Suh kemudian membuangnya ke ember berisi air kotor. Joon Suh meminta Eun Suh jangan melakukan itu lagi. Ia pun pergi.


Senior2 Eun Suh yang menunggu di luar masuk ke dalam. 
"Apa yang terjadi? Ceritakan pada kami?" pinta senior Eun Suh.
Eun Suh menunjuk ember berisi air kotor. 
"Apa? Ini hadiah dari kami? Dasar brengsek! Padahal dia belum membukanya. Bagaimana dia bisa melakukan ini!" kesal senior Eun Suh. Eun Suh tertawa melihat kekecewaan seniornya. Ia lalu sadar kakaknya sudah pergi. Sampai di parkiran, ia melihat kakaknya sudah bersiap untuk pulang.


"Kakak! Tunggu aku. Aku tidak bisa naik sepeda dengan benar! Kakak!" panggil Eun Suh. Joon Suh tak peduli. Ia mengambil sepedanya dan pergi. Eun Suh tidak bisa mengayuh sepedanya dengan benar. Melihat itu, Joon Suh berhenti dan turun dari sepedanya. Eun Suh melakukan seperti yang dilakukan Joon Suh. Mereka pun berjalan sambil menuntun sepeda mereka.


"Lagi2 aku melakukan kesalahan yang tidak disukai kakakku. Aku menyesal melakukannya. Tapi itu bukan sepenuhnya salahku. Aku dipaksa oleh senior2ku. Mereka akan menindasku jika aku tidak membantu mereka. Aku cape menjadi perantara cintamu." ucap Eun Suh. Joon Suh menatap tajam Eun Suh. Eun Suh langsung diam. Joon Suh tersenyum dan meminta Eun Suh melupakan semuanya. 


"Siapa gadis itu?" tanya Eun Suh pada Joon Suh.
"Itu rahasia. Jangan katakan pada ayah dan ibu." pinta Joon Suh.
"Bagaimana ya?" goda Eun Suh.
"Yoon Eun Suh, ayok kita bermain suit batu gunting kertas."
Mereka pun bermain suit batu gunting kertas. Eun Suh memilih batu dan Joon Suh memilih kertas. Eun Suh kesal karena dia kalah terus dari Joon Suh. Joon Suh tersenyum geli melihat tingkah adiknya. Tiba2, hujan turun. Mereka berteduh di depan pabrik.


Eun Suh bertanya2 kapan hujan akan berhenti. Ia mengeluhkan roknya yang basah. Tiba2, ia mendapat sebuah ide. Ia melepaskan roknya! Joon Suh panik melihat Eun Suh melepas roknya.


Eun Suh bilang kalau ia memakai rok dalam. Joon Suh geli melihat adiknya. Ia tidak menyangka adiknya sudah tumbuh dewasa. Mereka lalu menengadahkan tangan mereka dan membiarkan hujan membasahi tangan mereka.


Eun Suh dan ibunya mandi bareng. Mereka saling menggosok badan. Eun Suh memegang daun telinga ibunya. Ia merasa daun telinga ibunya tebal, kemudian membandingkan dengan daun telinganya yang tipis. Ia curiga jangan2 dia anak pungut. Ibu Eun Suh menyentil jidat Eun Suh. Eun Suh tersenyum.
"Anakku Eun Suh..." 


Eun Suh dan keluarganya makan malam. Eun Suh mengeluhkan perutnya yang hampir meledak saking kenyangnya. Sang ibu menyuruhnya makan agar payudaranya cepat tumbuh.
"Ma.." tegur Eun Suh malu.
Ibu Eun Suh lalu memberitahu ayah Eun Suh dan Joon Suh tentang payudara Eun Suh yang mulai tumbuh. Sifat jahil Joon Suh muncul. Ia ingin melihatnya. Eun Suh pun lari. Mereka berkejar2an di ruang tamu dan ruang makan.

Selesai makan Eun Suh dan keluarganya makan buah di taman. Mereka terlihat sangat bahagia.


Eun Suh dan Joon Suh hampir tiba di sekolah. Eun Suh latihan pidato. Ia bilang jika ia terpilih menjadi ketua kelas, ia akan melakukan yang terbaik untuk teman2nya. Ia tanya pada Joon Suh bagaimana pidatonya, apakah bagus atau tidak. Joon Suh tanya apakah Eun Suh mengharapkan ia memuji pidatonya itu. Eun Suh bilang lagi kalau Joon Suh pasti berharap dia tak akan menang. Joon Suh bilang lagi kalau Eun Suh pasti berpikir kalau dia bisa mengalahkan saingannya dalam pemilihan ketua kelas. Eun Suh menyangkal itu. Ia bilang kalau ia berharap Shin Ae bisa mengalahkannya. Joon Suh tanya siapa Shin Ae. Eun Suh bilang kalau Shin Ae adalah rivalnya. Joon Suh tanya lagi apa Shin Ae sering mengganggu Eun Suh. Eun Suh bilang Shin Ae tidak pernah mengganggunya.


Shin Ae dan temannya menunggu Joon Suh di depan ruang seni. Begitu Joon Suh datang, mereka langsung menghampirinya. Shin Ae mengaku sangat menyukai lukisan Joon Suh dan berharap Joon Suh mau melukis untuk puisinya karena ia akan mengikuti kontes puisi. Joon Suh tanya apa alasan dirinya harus membantu Shin Ae sedangkan dirinya dan Shin Ae baru kenal. Shin Ae terdiam. Joon Suh mengusir Shin Ae dgn bilang kalau ia sibuk. Shin Ae kesal dan berlari meninggalkan Joon Suh.
"Shin Ae!" panggil teman Shin Ae.
"Tunggu! Apa dia bernama Shin Ae? Choi Shin Ae?" tanya Joon Suh.
"Ya." jawab teman Shin Ae.
"Dia kelas 1-2?"


Ada pemilihan ketua kelas!! Eun Suh mendapatkan suara terbanyak dan itu membuat Shin Ae kesal. Eun Suh terpilih sbg ketua kelas dan Shin Ae sbg wakil ketua kelas. Eun Suh dan Shin Ae sama2 berdiri. Mereka membungkuk memberi hormat pada teman2 sekelas sbg tanda terima kasih. Shin Ae menatap tajam Eun Suh. Guru lalu memberitahu kalau Shin Ae mendapatkan nilai tertinggi dalam pelajaran. Shin Ae tersenyum kecil.


Guru lalu mengumumkan kalau bulan depan sekolah mereka mengadakan kontes puisi dan guru memilih Eun Suh dan Shin Ae untuk mengikuti kontes itu. Guru berpikir sejenak dan memutuskan Eun Suh yg mewakili sekolah mereka. Shin Ae makin kesal pada Eun Suh. Guru juga mengumumkan kalau ibu Eun Suh akan menyumbangkan kue untuk ulang tahun sekolah mereka. Shin Ae semakin iri pada Eun Suh.


Eun Suh dan teman2nya sedang berganti seragam mereka dgn kaos olahraga. Teman Eun Suh memuji rok dalaman Eun Suh. Shin Ae makin iri pada Eun Suh. Teman Shin Ae heran kenapa Eun Suh yg menjadi ketua kelas padahal Shin Ae lebih pandai dari Eun Suh. Teman Eun Suh bilang kalau Eun Suh tidak melakukan kecurangan apapun agar terpilih menjadi ketua kelas. Eun Suh kesal tapi ia bisa meredam emosinya. Ia bangkit dari duduknya dan bilang kalau ia menang karena ia beruntung. Jika kakaknya adalah pangeran maka ia adalah putrinya. Satu kelas tertawa.


Eun Suh mendekati Shin Ae. Ia mengulurkan tangannya, mengajak Shin Ae bekerja sama. Shin Ae membuang mukanya. Eun Suh dan teman2nya bermain basket, tapi Shin Ae tinggal di kelas. Ia menangis meratapi nasibnya.

Saat akan berganti pakaian setelah pelajaran olahraga selesai, Eun Suh mendapati rok dalamannya hilang. Teman Eun Suh memberitahu kalau rok itu tergantung di pohon. Teman Eun Suh yakin itu perbuatan Shin Ae dan mau melaporkan Shin Ae ke guru tapi Eun Suh melarangnya. Eun Suh pun berusaha mengambil roknya sendiri. Ia memanjat pohon itu. Teman sekelas Joon Suh melihat Eun Suh dari kelas, langsung memberitahu Joon Suh. Joon Suh panik. Ia langsung menyusul Eun Suh. Dengan susah payah, Eun Suh berhasil mendapatkan rok dalamannya.


Saat akan pulang, teman Shin Ae memberitahu kalau Shin Ae yg mengerjai Eun Suh. Joon Suh segera melabrak Shin Ae!! Eun Suh kaget. Ia menyusul kakaknya. Namun tiba2, sebuah mobil menabrak Eun Suh!! Joon Suh kaget dan langsung membawa Eun Suh ke RS.

Orang tua mereka langsung ke RS, mengetahui yg terjadi pada Eun Suh. Sang ibu menanyakan kondisi Eun Suh pada Joon Suh. Joon Suh terus menangis. Ia merasa menyesal telah meninggalkan Eun Suh. Sang ibu menenangkan Joon Suh. Ia memeluk Joon Suh.


Ortu mereka menemui dokter. Dokter bilang Eun Suh baik2 saja dan tidak ada yg perlu dicemaskan. Dokter lalu bilang kalau Eun Suh butuh donor darah dan golongan darah Eun Suh B. Ortu Eun Suh kaget, karena mereka bergolongan darah O. Mereka pun menjalani tes darah. Hasilnya, golongan darah mereka O. Mereka lalu bertanya pada petugas lab apa mungkin mereka punya anak bergolongan darah B jika golongan darah mereka O. Petugas lab berkata kalau itu tidak mungkin. Mereka langsung syok. Joon Suh bingung melihat sikap ortunya. Ia mengira terjadi sesuatu yg buruk pada Eun Suh. Ayah Joon Suh meyakinkan kalau Eun Suh baik2 saja.

Di perjalanan pulang, ibu Eun Suh terus menangis. Ia tidak percaya hal itu bisa terjadi. Ayah Eun Suh bilang kalau kemungkinan Eun Suh bukan anak kandung mereka. Ibu Eun Suh menangis dan tidak percaya hal itu.


Joon Suh menemani Eun Suh di RS. Ia terus menyalahkan dirinya yg udah membuat Eun Suh sakit. Ternyata Eun Suh mendengarnya. Ia sudah sadar daritadi tapi pura2 gak sadar. Eun Suh bangun dan meminta minum. Ia bertanya kemana ortu mereka. Joon Suh bilang kalau ortu mereka pulang sebentar. Eun Suh lalu bertanya apa Joon Suh mencemaskan dirinya. Joon Suh mengerjai Eun Suh dengan bilang tidak. Eun Suh kesal dan kembali berbaring. Joon Suh lalu melanjutkan kata2nya, kalau jantungnya hampir saja copot saking cemasnya pada Eun Suh. Eun Suh memegang kepala Joon Suh. Joon Suh menyingkirkan tangan Eun Suh. Eun Suh pura2 sakit. Ia mengancam akan mengadukan itu pada ibu mereka.


Di kamar mereka, ayah Eun Suh bilang kalau kemungkinan putri mereka tertukar di RS. Ibu Eun Suh gak mau mendengar itu. Esoknya, ayah Eun Suh mengecek kebenaran semua itu ke RS tempat Eun Suh dilahirkan. Ternyata benar, Eun Suh tertukar dgn bayi lain!! Ayah Eun Suh syok.


Di sekolah, Joon Suh memanggil Shin Ae. Ia bilang bersedia melukis utk Shin Ae asal Shin Ae berhenti mengganggu Eun Suh. Shin Ae menyuruh Joon Suh memohon2 padanya. Dengan kesal, Joon Suh berlutut memohon pada Shin Ae. Shin Ae kaget dan pergi. Tiba2, mobil ortu Joon Suh lewat. Joon Suh mengikuti ortu mereka. Ortu mereka ke sebuah rumah. Rumah itu sangat kecil, lebih mirip gubuk. Seorang wanita tua keluar sambil memaki pelanggannya. Ia bilang kalau ia masih punya harga diri meski ia janda. Ortu Eun Suh tak menyangka putri kandung mereka diasuh oleh wanita seperti itu. Ibu Eun Suh sempat tak mau masuk ke rumah wanita itu, tapi ayah Eun Suh memaksa.


Wanita itu mengira ortu Eun Suh adalah guru putrinya. Ayah Eun Suh lalu menyebutkan tanggal lahir anak wanita itu, RS tempat wanita itu melahirkan anaknya dan golongan darah anak wanita itu. Wanita itu bertanya siapa sebenarnya mereka. Ibu Eun Suh mengajak ayah Eun Suh pulang. Ayah Eun Suh menolak. Mereka ribut. Wanita itu mau menghajar mereka. Ayah Eun Suh pun bilang kalau putri mereka tertukar di RS!! Joon Suh syok mendengar itu. Joon Suh berjalan gontai meninggalkan rumah wanita itu. Ia tak percaya kalau Eun Suh bukan adiknya.

Ortu Joon Suh sedang dalam perjalanan pulang. Ibu Joon Suh minta diantarkan ke RS. Ayah Joon Suh mengajak ibu Joon Suh pulang namun ibu Joon Suh berkeras mau ke RS, utk menemani Eun Suh. Ibu Joon Suh bertanya kenapa ayah Joon Suh begitu kejam padanya dan Eun Suh. Ayah Joon Suh menarik napas, kemudian memutar mobilnya. Mereka sampai di RS. Ibu Joon Suh melarang ayah Joon Suh turun. Ia bilang ia akan pergi sendirian. Ibu Joon Suh turun dari mobil. Ayah Joon Suh menarik napas lalu melajukan mobilnya.


Di kamarnya, Eun Suh sedang membaca komik. Sang ibu masuk ke kamarnya.
"Ma, kenapa ke sini?" tanya Eun Suh.
"Diluar hujan. Ibu tahu kau takut sendirian saat hujan turun. Aku akan melindungimu." jawab ibu Eun Suh sambil duduk disamping Eun Suh.
"Aku bukan anak kecil lagi."
Ibu Eun Suh memeluk Eun Suh dan berkata, "Aku akan melindungimu. Aku pastikan tidak ada seorang pun yang akan menyakitimu."
Eun Suh bingung dengan sikap ibunya, Ma. Ibu Eun Suh berkata, "Eun Suh. Anakku. Aku akan melindungimu. Aku akan melihatmu masuk universitas. Aku akan melihatmu bertemu dgn seorang pria. Aku akan melihatmu mencoba gaun pengantin saat kau akan menikah. Dan ketika kau punya anak...."
Eun Suh heran dgn sikap ibunya. Ibu Eun Suh menghapus air matanya dan menawari Eun Suh makanan Cina. Eun Suh langsung tersenyum. Ibu Eun Suh membelai wajah Eun Suh.

Flashback....

Ayah Joon Suh mengajak Joon Suh melihat Eun Suh yang baru saja lahir. Ayah Joon Suh meninggalkan Joon Suh di depan kamar bayi. Joon Suh masuk ke kamar bayi. Ayah Joon Suh kembali ke kamar ibu Joon Suh. Ayah Joon Suh mengambil kamera, lalu kembali ke kamar bayi. Joon Suh mencopot tanda nama bayi yg dipasang di depan ranjang bayi. Ia lalu menjatuhkan tanda nama bayi itu ke lantai. Suster masuk ke kamar bayi, kemudian memungut tanda nama bayi dan salah memasang tanda nama bayi. Suster membawa Joon Suh keluar. Ayah Joon Suh membawa Joon Suh pergi. Mereka berpapasan dgn wanita itu, ibu kandung Eun Suh. Wanita itu melihat bayinya tanpa ia tau yg dilihatnya bukanlah bayinya.
"Si brengsek itu sudah meninggal. Kau tidak akan pernah melihatnya. Kau lebih baik hidup tanpa ayah seperti dia." ucap wanita itu.

Flashback end....

Kata2 ayah Joon Suh masih terngiang2 di telinga wanita itu kalau anak mereka tertukar. Ibu Joon Suh di taman. Ayah Joon Suh duduk di sofa. Mereka masih tak percaya kalau Eun Suh bukan anak mereka. Ayah Joon Suh menghampiri ibu Joon Suh. Ia gak menyangka kalau anak kandung mereka tinggal di tempat seperti itu dan diasuh wanita seperti itu. Ibu Joon Suh memaksa ayah Joon Suh menerima tawaran profesor bekerja di Amerika. Ia memaksa suaminya pindah ke Amerika. Joon Suh yang baru pulang, mendengarkan semua itu. Hatinya sesak. Ia pun pergi ke RS.


"Kakak..." panggil Eun Suh. Joon Suh mendekati Eun Suh.
"Aneh sekali. Kau dan ibu. Oya, apa kau mau jus?" tanya Eun Suh, lalu hendak mengambilkan jus untuk Joon Suh.
"Tidak usah." jawab Joon Suh, lalu duduk disamping Eun Suh.
"Ada apa? Apa ada masalah?" tanya Eun Suh.
"Aku akan menceritakannya padamu."
"Cerita apa?"
"Aku akan menceritakan siapa dia."
"Benarkah? Siapa dia?"
"Dia sedikit kaku dan keras kepala. Dia suka makan dan ceroboh."
"Pasti dia cantik?"
"Dia tidak cantik. Rambutnya panjang dan matanya bulat. Dia benar2 jelek. Dia juga bodoh. Dia selalu mengikutiku. Dia sakit karena aku. Dia tidak bisa naik sepeda."
"Itu kan aku. Kau mengerjaiku."
Joon Suh tertawa lalu bertanya, "Eun Suh, jika kita bukan saudara, apa yang kau pikirkan jika kita bertemu?"
"Baiklah. Jika kita bertemu, berarti itu takdir." jawab Eun Suh.
Joon Suh mengajak Eun Suh main suit batu gunting kertas. Joon Suh ingat kalau Eun Suh selalu memilih batu. Joon Suh pun pura2 kalah. Eun Suh senang karena dia bisa mengalahkan kakaknya.



Eun Suh akhirnya keluar dari RS dan kembali ke sekolah. Sekolah Eun Suh dan Joon Suh mengadakan pameran. Ortu mereka sedang berada di sana. Ibu mereka terkejut melihat wanita itu. Joon Suh juga terkejut. Shin Ae menghampiri wanita itu. Shin Ae adalah anak wanita itu!! Joon Suh kaget mengetahui kalau Shin Ae adalah adik kandungnya.

BERSAMBUNG......................................

Eps selanjutnya :
Shin Ae tahu dari ibunya kalau ia anak kandung keluarga Yoon. Ia pun kembali pada keluarga Yoon. Dari Shin Ae, Eun Suh tahu fakta itu. Hadirnya Shin Ae di keluarga Yoon membuat Eun Suh terdepak. Eun Suh pun kembali ke keluarga kandungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar