Senin, 12 November 2012

Autumn Tale Eps 3


Eun Suh sarapan bersama ibu dan kakaknya. Kakaknya makan lahap sekali. Eun Suh hanya memandangi makanannya. Ibu Eun Suh melihat Eun Suh dengan tatapan sedih. Eun Suh pun memaksakan diri menelan makanannya.
Eun Suh baru saja pulang dari mengambil air. Kakaknya kabur dari rumah. Sang ibu mengejarnya. Eun Suh ditabrak kakaknya. Ia jatuh. Air pun tumpah.
"KEMBALIKAN UANGKU!" teriak sang ibu. Sang kakak terus lari. Eun Suh berdiri dan mengambil ember. Ia melihat ibunya. Sang ibu mendekatinya. Ia bertanya kenapa Eun Suh repot2 mengambil air, padahal hari tengah hujan. Eun Suh mau memanggil ibunya dgn panggilan ibu, tapi lidahnya kelu. Ia bilang karena di rumah tidak ada air. Ibu Eun Suh mengambil ember lalu pergi. Eun Suh bilang dia akan beres2 rumah. Sang ibu minta Eun Suh tidak perlu repot2 bekerja. Ia juga bilang kalau Eun Suh tidak bisa memanggilnya ibu, panggil bibi saja. Eun Suh merasa tidak enak. Ia lalu masuk ke rumahnya. Seorang tetangga memberitahu ibu Eun Suh kalo ada telepon untuknya. Ibu Eun Suh menemui ibu Shin Ae di restoran. Ibu Shin Ae lah yang menelpon ibu Eun Suh.


Eun Suh sedang membaca buku. Tiba2, dua orang pria masuk hendak makan.
"Apa ibumu pergi?" tanya salah satu dari pria itu.
"Iya." jawab Eun Suh.
"Apa kau bisa masak?" tanya pria yg satu lagi.
"Bisa. Aku bisa memasak. Tunggu sebentar." jawab Eun Suh. Dia kelihatan bahagia.


"Apa? Kau mau dia kembali?" tanya ibu Eun Suh pada ibu Shin Ae.
"Maafkan aku. Tolong kembalikan Eun Suh padaku." pinta ibu Shin Ae.
"Kau harus pergi." usir ibu Eun Suh.
"Izinkan aku melihatnya." pinta ibu Shin Ae.
"Shin Ae, kau mau membawanya juga?"
"Shin Ae... Aku tidak bisa mengembalikan dia padamu."
"Kenapa tidak bisa?"
"Dia bilang tidak mau kembali padamu."
"Apa? Dia ngomong begitu?"
"Kami akan pindah ke Amerika. Tapi aku tidak bisa meninggalkan Eun Suh."
"Shin Ae, apakah dia akan ikut denganmu?"
"Maafkan aku. Izinkan kami mengurus mereka. Eun Suh dan Shin Ae. Aku tidak bilang akan mengadopsi Eun Suh. Aku cuma ingin membesarkannya sampai dia memasuki gerbang universitas. Ya."
Ibu Eun Suh diam saja. Dia tampak kesal.
"Jika Eun Suh di sini, apa yang bisa kau lakukan untuknya. Setiap hari dia akan bekerja di restoran. Aku mohon, kau jangan egois."
"Egois katamu?"
"Kau tahu kami bisa mengurus mereka dengan baik."
"Ya, aku memang egois! Aku ingin dia tinggal dan membantuku di restoran! Kami sangat sibuk di restoran! Dan aku membutuhkan banyak bantuan ketika musim dingin tiba! Bahkan putriku yang kubesarkan sampai sekarang menolak untuk kembali!" teriak ibu Eun Suh, lalu beranja pergi. Ibu Shin Ae menahannya. Ia memberikan sejumlah uang pada ibu Eun Suh dan membujuk ibu Eun Suh untuk mengembalikan Eun Suh. Ibu Eun Suh marah dan melemparkan uang itu ke muka ibu Shin Ae.


Eun Suh sedang memasak. Laki2 itu memanggilnya. Mereka menyuruh Eun Suh menyanyi. Eun Suh diam saja. Mereka menarik2 Eun Suh. Ibu Eun Suh sedih melihat itu. Ia pun menarik Eun Suh keluar. Tiba2, ibu Shin Ae melintas di hadapan mereka. Eun Suh menangis dan langsung berlari menghambur ke dalam pelukan ibu Shin Ae. Ia masih memanggil ibu Shin Ae dgn sebutan ibu.

Ibu Eun Suh mendekati mereka.
"Dia memanggilmu ibu. Dia tidak pernah memanggilku ibu. Kau benar. Dia akan menderita jika bersamaku. Dia tidak akan bisa melanjutkan sekolahnya. Aku akan berpura2 kalau aku tidak memiliki mereka. Bawalah dia. Pergilah ke Amerika bersama keluargamu." ucap Ibu Eun Suh. Eun Suh kaget. Ibu Eun Suh beranjak pergi. Ibu Shin Ae membujuk Eun Suh untuk ikut dengannya. Eun Suh menolak.
"Aku tidak bisa ikut dengamu. Aku bukan putrimu. Kau punya Joon Suh dan Shin Ae. Tapi...."
"Jangan bicara seperti itu.."
"Aku baik2 saja. Jangan cemaskan aku."
"Eun Suh."
Eun Suh pergi mengejar ibunya.
"EUN SUH!!" panggil ibu Shin Ae.


"Maafkan aku, Bu. Jangan usir aku." pinta Eun Suh. Dia memeluk ibunya dari belakang. Keduanya sama2 menangis.

Di sekolah, saat makan siang, teman2 Shin Ae mengerubungi Shin Ae. Mereka mau mencicipi makanan Shin Ae. Shin Ae melirik makanan Eun Suh. Teman Eun Suh kecewa begitu membuka kotak makanan Eun Suh. Shin Ae bilang kalau makanan Eun Suh adalah makanan sisa. Eun Suh pura2 senang. Ia melahap makan siangnya. Shin Ae menertawakan Eun Suh.


Joon Suh menunggu Eun Suh di gerbang sekolah. Eun Suh melihat Joon Suh langsung lari. Joon Suh mengejar Eun Suh.
"Eun Suh, jangan lari." pinta Joon Suh. Eun Suh menghentikan langkahnya.


Eun Suh dan Joon Suh berjalan di samping rel kereta api. Sebentar lagi ulang tahun Eun Suh, Joon Suh bertanya Eun Suh mau kado apa. Eun Suh teringat pada jam tangan yang diberikan Joon Suh sewaktu ia berulang tahun yang ke 14. Itu adalah hadiah pertama yg diberikan oleh Joon Suh. Eun Suh menyesal tidak membawa jam itu. Joon Suh tersenyum kecil. Eun Suh lalu bertanya Joon Suh ingin jadi apa di kehidupan mendatang. Joon Suh bertanya balik Eun Suh ingin jadi apa di kehidupan mendatang. Eun Suh bilang ia ingin jadi sebatang pohon karena pohon tidak akan berpindah tempat jadi ia tidak akan berpisah dari keluarganya. Joon Suh kaget.
"Mari kita berpisah." ucap Eun Suh.
"Eun Suh.."
"Aku bilang pada ibu kalau aku bukan putrinya. Aku pasti sedih saat kalian pergi. Aku akan pura2 tidak mengenal kalian!" ucap Eun Suh lalu pergi meninggalkan Joon Suh.
"Eun Suh.." Joon Suh mengejar Eun Suh.

Eun Suh meletakkan ember di teras rumahnya, untuk menampung air hujan. Saat hendak masuk ke rumah, ia melihat bunga yg baru mekar. Ia mencium bunga itu lalu berkata, "Selamat ulang tahun Eun Suh."


Shin Ae juga sedang merayakan ulang tahunnya bersama ortu dan kakaknya di rumahnya. Sang ibu memberinya hadiah sebuah baju. Joon Suh dan Shin Ae siap2 berangkat sekolah. Shin Ae minta izin mengundang teman2nya ke rumah. Sang ibu bilang Shin Ae boleh membawa seluruh temannya ke rumah. Sang ibu bertanya lagi bagaimana dgn Eun Suh. Wajah mereka berubah tegang. Joon Suh ingat kalau Eun Suh juga berulang tahun. Shin Ae bilang Eun Suh pasti sedang sibuk. Joon Suh bertanya pada Shin Ae, Eun Suh sibuk apa. Sang ibu ingin Eun Suh datang. Sang ayah bilang kalau Eun Suh seharusnya datang untuk makan malam bersama mereka sebelum mereka berangkat ke Amerika. Sang ayah meminta pendapat Shin Ae. Shin Ae tersenyum simpul.


Di kamarnya, Shin Ae kesal semua orang mempedulikan Eun Suh. Joon Suh masuk ke kamar Shin Ae. Ia memberikan Shin Ae hadiah jam tangan. Shin Ae tersenyum bahagia dan langsung memakainya. Joon Suh mengambil jam tangan berbentuk mickey mouse. Ia bilang pada Shin Ae kalau jam tangan mickey mouse itu milik Eun Suh dan ia akan mengembalikannya pada Eun Suh. Shin Ae kesal, tapi kemudian ia tersenyum. Shin Ae bilang kalau ia akan mengembalikan jam itu pada Eun Suh.


Di kelas, Shin Ae mengundang teman2nya datang ke rumahnya. Eun Suh membuka laci mejanya dan tersenyum mendapati jam tangannya ada di sana. Ia mengira Joon Suh yang meletakkannya di sana. Ia pun langsung memasukkan jam itu ke tasnya. Shin Ae tersenyum melihat itu. Eun Suh dan seluruh temannya sedang ada di kelas musik. Selesai pelajaran musik, mereka kembali ke kelas mereka. Shin Ae tiba2 nangis. Eun Suh bingung melihat Shin Ae menangis. Guru masuk ke kelas mereka. Guru memberitahukan kalau Shin Ae kehilangan jam tangannya. Guru menyuruh murid2 duduk di meja dan memeluk tas masing2. Shin Ae bilang jam tangannya berbentuk mickey mouse.


Eun Suh kaget. Ia terus memeluk tas2nya erat. Guru memeriksa tas Eun Suh, tapi Eun Suh tidak mau memberikan tasnya. Guru menarik tas Eun Suh. Semua isi tas Eun Suh berserakan di lantai. Guru dan semua murid kaget jam tangan itu keluar dari tas Eun Suh.
"Bukan aku. Sungguh aku tidak mencurinya. Kakakku yang memberikannya padaku." ucap Eun Suh. Shin Ae tersenyum puas melihat itu


Guru membawa Shin Ae, Eun Suh dan Joon Suh ke ruangan guru.
"Joon Suh, ceritakan semuanya. Apa kau yang memberikan jam ini pada Eun Suh?" tanya guru.
"Aku..." Joon Suh bingung harus menjawab apa.
"Bukan dia yang memberikannya padaku. Aku tidak bertemu dengannya hari ini." ucap Eun Suh.
"Jadi kau benar2 mencuri?" tanya guru.
Eun Suh hendak menjelaskan, tapi Shin Ae bicara duluan.
"Itu kesalahanku. Jika aku tahu Eun Suh yang mengambilnya, aku tidak akan mempermasalahkannya. Maafkan aku." ucap Shin Ae.


Eun Suh pun dihukum berlutut di depan kelas sambil mengangkat papan bertuliskan kalau dia bersalah.


Shin Ae ajak Joon Suh pulang untuk merayakan ulang tahunnya. Joon Suh menolak. Ia pergi meninggalkan Shin Ae. Eun Suh sedang menulis di papan tulis. Ia menulis kalau ia berjanji tidak akan mencuri lagi. Joon Suh menghampiri Eun Suh. Eun Suh meminta Joon Suh jangan mempedulikannya. Joon Suh sedih melihat Eun Suh. Ia pun mendapat ide. Ia menyuruh Eun Suh menganggap kalau mereka baru bertemu hari itu. Ia mengajak Eun Suh berkenalan. Eun Suh tersenyum, kemudian ia menangis. Ia bilang pada Joon Suh kalau ia tidak mencuri. Joon Suh mempercayai Eun Suh. Ia lalu mengajak Eun Suh ke pantai.


Di pantai mereka kejar2an. Mereka juga bermain suit batu gunting dan kertas. Joon Suh sengaja berpura2 kalah. Eun Suh senang karena bisa menang melawan Joon Suh. Joon Suh lalu melukis wajah Eun Suh di atas pasir.
"Aku selesai." ucap Joon Suh begitu selesai melukis.
"Ini siapa?" tanya Eun Suh.
"Itu kau."
"Aku. Jelek sekali."
"Kau tidak suka?"
"Tidak."
"Sudahlah. Oya, aku mau memberimu hadiah."


Mereka duduk di pinggir pantai. Joon Suh memberikan Eun Suh gelas yg ada lukisan wajahnya. Joon Suh mengambil gelasnya dari tangan Eun Suh.
"Kau pasti akan kesepian nanti. Ambillah gelasku. Kau sudah membawa gelasmu. Bawa ini juga. Agar kita bisa selalu bersama." ucap Joon Suh. Eun Suh tersenyum. Mereka menghabiskan waktu di pantai hingga malam tiba.


Malam pun tiba. Mereka duduk di tangga kapal.

"Kapan kau pergi ke Amerika? Kapan kau akan kembali? Apa kau akan melupakanku?" tanya Eun Suh.
Joon Suh sedih mendengar pertanyaan Eun Suh. Ia gak tau harus bilang apa. Ia lalu tanya Eun Suh ingin jadi apa di kehidupan mendatang. Eun Suh bilang ia ingin jadi pohon. Joon Suh bilang ia akan selalu ingat kalau Eun Suh ingin jadi pohon di masa mendatang. Ia tidak akan melupakan Eun Suh.


Besoknya di sekolah, guru2 mengabsen satu per satu murid. Guru lalu memberitahu kalau Shin Ae sudah pindah ke Amerika. Eun Suh kaget. Dia langsung berlari keluar kelas. Dia berlari keluar dari area sekolah menuju ke rumahnya. Mobil ortunya baru saja keluar dari rumah. Eun Suh melihat mobil ortunya. Ia langsung mengejar mobil itu. Mobil itu masuk ke dalam terowongan. Eun Suh berhenti mengejar. Ia menangis.
"Ayah, ibu, kakak." ucapnya.


Beberapa tahun kemudian............................

Joon Suh kembali ke Seoul. Dia sudah tumbuh dewasa. Ia berada di depan terowongan itu. Ia ingat masa lalunya dgn Eun Suh. Ia lalu menyewa sepeda. Joon Suh bersepeda mengeliliingi kampung halamannya. Ada sepasang kekasih yang sedang bersepeda, berpapasan dgn Joon Suh. Joon Suh teringat saat ia bersepeda dgn Eun Suh. Ketika itu mereka pulang sekolah. Joon Suh memegangi sepeda Eun Suh.



Ia lalu bersepeda dan berhenti di tepi danau. Ia ingat saat bermain air bersama Eun Suh. Ia lalu pergi ke pabrik. Ia ingat saat berteduh di depan pabrik dgn Eun Suh juga saat Eun Suh mengetahui kenyataan kalau ia bukan kakaknya. Joon Suh larut dalam kenangannya.


Joon Suh berada di rumah Eun Suh, tapi Eun Suh sudah lama pindah dari sana. Rumah itu sudah ditinggali pemilik baru. Pemilik baru juga membuka restoran. Joon Suh memesan makanan.
"Tahun lalu kau juga datang kemari. Jadi kau belum menemukan adikmu?" tanya pemilik baru, seorang gadis.
"Belum."
"Mereka tidak pernah lagi datang ke sini. Ada kabar kalau mereka tidak bisa tinggal Seoul. Kakaknya seorang yang brengsek."
Joon Suh terdiam. Ia gelisah karena belum menemukan Eun Suh.


"Aku akan segera kembali." ucap Joon Suh di telpon.
"Kau ke sana untuk bertemu cinta pertamamu?" jawab Yumi sambil merapikan gaunnya. Sepertinya dia akan bertunangan atau menikah.
"Aku tidak bisa mengatakannya padamu."
"Aku akan menunggumu di sini."


Eun Suh bekerja di hotel sebagai operator telepon. Tae Suhk menghubunginya.
"Apa kau sibuk?" tanya Tae Suhk sambil turun dari tangga di kamarnya.
"Ya. Aku sibuk."
"Aku minta kau mendengarkanku sebentar saja. Aku butuh housekeeping untuk mencuci beberapa bajuku. Apa kau mau makan siangku denganku besok? Aku tidak tertarik dengan wanita berusia 37 tahun. Kau tidak bisa?" tanya Tae Suhk panjang lebar, lalu menutup teleponnya.
"Siapa dia?" tanya salah satu teman Eun Suh.
"Namanya Han Tae Suhk. Dia anak pemilik hotel ini." jawab teman Eun Suh yg satunya lagi.
"Oh, kenapa dia mengira umurmu 37 tahun?"
Eun Suh hanya tersenyum lalu pergi. Di depan hotel, ia berpapasan dgn Tae Suhk.

Ada flashback..

Tae Suhk dimarahi ayahnya. Sang ayah bilang jika Tae Suhk masih susah diatur, ia akan memecatnya. Tae Suhk memecahkan sebuah guci dan menyuruh ayahnya untuk memecatnya. Sang ayah marah dan menamparnya. Tae Suhk merebahkan diri di kasurnya. Ia lalu menelpon operator. Eun Suh yang menjawab telepon Tae Suhk. Tae Suhk bertanya kenapa kamarnya terasa pengap. Eun Suh bilang akan mengirim housekeeping ke kamar Tae Suhk. Entah apa yg dibilang Tae Suhk sehingga Eun Suh tiba2 menjadi kesal. Ia lalu menyuruh Tae Suhk masuk ke kamar mandi. Tae Suhk menurut. Ia pergi ke kamar mandi. Eun Suh menyuruhnya mengambil shower dan angkat shower itu tinggi2. Tae Suhk menurutinya. Ia mengangkat shower itu tingggi2. Eun Suh menyuruh Tae Suhk menyalakan shower itu. Tae Suhk menyalakan shower. Ia kaget air membasahi tubuhnya.
"Beraninya kau melakukan ini padaku! Siapa kau?" tanya Tae Suhk.
"Aku sudah berusia 37 tahun dan aku punya dua anak!" jawab Eun Suh. Tae Suhk kaget.

Flashback end..

Eun Suh dan Joon Suh papasan di jalan. Sayangnya mereka tidak menyadari. Eun Suh naik ke kapal, menyeberangi sungai. Gak lama dia tiba di rumahnya. Joon Suh menemui Tae Suhk di lapangan golf. Ternyata mereka bersahabat. Tae Suhk langsung menghampiri Joon Suh. Keduanya berjalan meninggalkan lapangan golf.
"Aku terkejut melihatmu di sini." ucap Joon Suh.
"Aku tinggal di sini. Ayahku yang memintanya. Ya aku bersyukur karena mereka tidak tahu aku anak pemilih hotel. Bisa heboh kalau mereka tahu siapa aku." ucap Tae Suhk lagi.
"Aku pikir kau ke sini hanya untuk bermain golf." tanya Joon Suh.
"Ini pekerjaanku." jawab Tae Suhk.

Tae Suhk mengajak Joon Suh ke kamarnya. Joon Suh duduk di sofa, sedangkan Tae Suhk mencuci tangannya.
"Kau tidak melukis lagi?" tanya Joon Suh sambil memperhatikan sekeliling kamar Tae Suhk.
"Mereka mengizinkanku melakukan apapun kecuali melukis." jawab Tae Suhk kemudian menawari Joon Suh bir.
"Apa kau tidak bosan sendirian di sini?" tanya Joon Suh lagi.
"Aku punya Mrs. Choi yang selalu menjagaku."
"Mrs. Choi? Siapa dia?"
"Dia penjaga operator. Aku memaksanya menjadi teman baruku."
"Kau membuatku gugup. Kupikir kau main2 di belakang Shin Ae." ucap Joon Suh lagi.
"Tidak juga. Oya, Yumi baik2 saja kan?"
"Ya." jawab Joon Suh sambil meminum birnya.
"Kami berencana pindah kemari setelah Shin Ae kembali." beritahu Joon Suh.
"Shin Ae juga?"
"Aku akan membahasnya dengan orang tuaku ketika aku kembali ke Seoul besok." jawab Joon Suh.
"Orang tuamu sudah pulang? Apa sesuatu terjadi?" tanya Tae Suhk.
"Ya, aku akan bertunangan besok."
"Dengan Yumi? Selamat ya?"

Tae Suhk terbangun dari tidurnya. Ia terkejut mendapati Joon Suh belum tidur. Ia pun keluar dari kamar tidur dan mendapati Joon Suh di balkon. Ia duduk disamping Joon Suh. Tae Suhk bertanya apa yang membuat Joon Suh pulang ke kampung halamannya tepat sebelum pertunangan mereka. Joon Suh bilang ada seorang wanita yang sedang dicarinya. Tae Suhk tanya siapa wanita itu. Joon Suh bilang dia mencari wanita itu untuk memberitahu berita pertunangannya. Tae Suhk bertanya lagi apakah Joon Suh mau membuat sebuah laporan untuk wanita itu. Joon Suh bilang kalau ia harus melakukannya. Ia harus memberitahu kabar pertunangannya.

Esok harinya, Tae Suhk mengantarkan Joon Suh ke Seoul. Di jalan mereka berpapasan dgn Eun Suh!! Tapi Joon Suh tak menyadarinya begitu pula Eun Suh. Wktu pertunangan tiba. Tae Suhk mencari Mrs. Choi di ruang operator. Ia bertanya pada salah satu operator apa ada operator yang berusaha 37 tahun. Operator itu bilang kalau semua operator di sana rata2 berusia 20 tahunan. Tae Suhk kembali ke kamarnya. Dia menelpon Mrs.Choi. Dia meletakkan ponselnya dgn keadaan menyala di atas gagang telepon. Ia lalu bergegas ke ruang operator. Joon Suh dan Yumi resmi bertunangan.


"Mrs. Choi." sapa Tae Suhk begitu sampai di ruang operator.

"Siapa cinta pertamamu?" tanya Yumi pada Joon Suh.

"Siapa namamu?" tanya Tae Suhk.

"Eun Suh. Choi Eun Suh." jawab Eun Suh.


BERSAMBUNG..................................................................

Eps selanjutnya :

Tae Suhk mengangkat Eun Suh jadi pelayan pribadinya. Eun Suh dan Joon Suh papasan di kapal! Joon Suh baru menyadari kalau itu Eun Suh setelah Eun Suh menjauh dari pandangannya. Tae Suhk memaksa mencium Eun Suh. Karena hal itu, Eun Suh dipecat dari pekerjaannya. Teman Eun Suh memberitahu kalau Eun Suh dilamar seorang pria tua. Tae Suhk datang menyelamatkan Eun Suh. Ia membawa Eun Suh ke pantai. Di pantai Eun Suh curhat pada Tae Suhk. Tae Suhk bertanya pada Eun Suh berapa yang harus ia bayar untuk mendapatkan Eun Suh. Eun Suh marah. Di jalan Eun Suh melihat Joon Suh!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar