Rabu, 21 November 2012

Autumn Tale Eps 7


Joon Suh melihat Eun Suh turun dari mobil Tae Suhk. Tae Suhk menggandeng Eun Suh. Joon Suh cemburu melihatnya. Tae Suhk melambai pada Joon Suh. Eun Suh merasa tak enak pada Joon Suh. Mobil Tae Suhk keluar meninggalkan halaman studio lukis Joon Suh . Eun Suh melihat itu dari jendela. Eun Suh lalu curhat pada Joon Suh. Joon Suh mendengarkan Eun Suh sambil melukis.


"Aku masih belum yakin padanya. Tapi dia bilang kalau dia serius padaku. Kau dan Yumi terlihat serasi. Aku juga ingin bahagia sepertimu. Kau bahagia kan melihatku bahagia?" tanya Eun Suh. Joon Suh pura2 gak mendengar. Ia tak rela Eun Suh bersama Tae Suhk. Tae Suhk mulai masuk kerja. Ia kelihatan charming banget dengan stelan jasnya. Semua pegawai membungkukkan badan, memberi hormat pada Tae Suhk.

http://pecinta-drama-korea.blogspot.com/
Di ruang rapat, ayah Tae Suhk sedang membicarakan bisnis. Di sana ada Tae Suhk dan Shin Ae. Ayah Tae Suhk memohon dukungan seluruh pegawai untuk Tae Suhk, pemimpin baru hotel, karena Tae Suhk masih muda dan tidak mengerti apapun soal bisnis. Tapi apa yang dilakukan Tae Suhk?? Dia malah asyik2an makan. Tae Suhk lalu menyela omongan sang ayah.

"Rasa makanan ini tidak enak." ucap Tae Suhk.

Shin Ae menegur Tae Suhk. Semua pegawai melihat ke arah Tae Suhk. Tae Suhk malah tanya ke Shin Ae apakah Shin Ae menyukai makanan itu. Shin Ae merasa tak enak dengan kelakuan Tae Suhk. Ayah Tae Suhk tertawa, lalu mengajak pegawai untuk memulai rapat hari itu. Ayah Tae Suhk memulai pidatonya. Tae Suhk lagi2 menyela dan tanya apakah ayahnya suka dengan makanan itu. Tae Suhk lalu memulai presentasinya. Semua pegawai kagum padanya, termasuk Shin Ae.


Tae Suhk hendak masuk ke lift. Shin Ae mengejar Tae Suhk. Ia memuji penampilan Tae Suhk di ruang rapat tadi dan bertanya kenapa Tae Suhk bisa melakukan hal itu. Tae Suhk bilang semua itu berkat dukungan dari istrinya. Ia lalu masuk ke lift. Shin Ae diam saja. Ia tak menyangka dengan jawaban Tae Suhk. Tae Suhk tanya apa Shin Ae tidak mau naik lift. Shin Ae masih diam. Dia tampak kesal. Tae Suhk lalu menutup pintu lift, tiba2 Shin Ae berteriak, "Tunggu!"

"Apa maksudmu? Gadis itu Eun Suh?" tanya Shin Ae.

Tae Suhk tersenyum lalu berkata, "Sampai jumpa."

Tae Suhk main golf ditemani Eun Suh. Ia memukul bola hingga bola itu masuk ke lubang. Eun Suh mengeluarkan bola itu dari lubang. Ia lalu menemukan sesuatu! Sebuah kalung! Tae Suhk tersenyum. Mereka lalu jalan2 di sekitar lapangan golf. Tae Suhk hendak menarok tangannya di pundak Eun Suh tapi gak jadi. Ia lalu memakaikan kalung itu di leher Eun Suh. 

"Aku akan berusaha menjadi yang terbaik untukmu." ucap Tae Suhk.

"Maafkan aku. Aku tidak bisa menerimanya." jawab Eun Suh hendak melepaskan kalung itu. Tae Suhk melarang Eun Suh melepasnya. Ia minta Eun Suh tetap bersamanya.


Joon Suh keluar dari kampusnya. Ia kaget melihat Yumi menunggunya di taman kampus.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Joon Suh.
"Apa yang kau pikirkan? Jika kau mau minta maaf padaku, aku tidak mau mendengarnya." jawab Yumi.
"Apa aku mulai kehilangan kredibilitasku di depanmu?" tanya Joon Suh.
"Ya. Oya, jika kau merasa bersalah padaku, ikutlah denganku."


Yumi mengajak Joon Suh ke rumahnya. Joon Suh melihat fotonya dengan Yumi di meja. Yumi bilang kalau itu rumahnya. Ia pun menawarkan kopi pada Joon Suh.
"Aku sudah beberapa hari di sini. Tempat ini dekat dengan kampus dan studiomu." ucap Yumi.
"Yumi."
"Aku tau apa yang ingin kau katakan. Aku tahu kau tidak pernah mencintaiku. Jadi mungkin lebih aku putus denganmu. Aku tidak bodoh. Aku tahu semuanya."
"Ada sesuatu yang belum kukatakan padamu. Ada seseorang."
Yumi menghapus air matanya dan berkata, "Aku tahu kenapa kau begitu kejam padaku. Kau ingin aku menyerah kan? Tapi aku tidak akan menyerah meski kau mencintai orang lain, aku tidak akan melepaskanmu. Apa dia juga mencintaimu?"
Joon Suh terdiam. Ia merasa bersalah pada Yumi.


"Jika aku melepaskanmu, apa kau akan menikah dengannya?"
"Yumi, dia..."
Perkataan Joon Suh terhenti karena bunyi bel. Yumi bilang mungkin Tae Suhk dan Eun Suh yang datang. Ia mengaku mengundang Tae Suhk dan Eun Suh untuk makan malam.


Joon Suh, Yumi, Eun Suh dan Tae Suhk makan malam. Tae Suhk menyendokkan daging ke sendok Eun Suh. Eun Suh memakan makanannya. Tae Suhk bilang selera makan Eun Suh sangat besar. Ia lalu bertanya pada Joon Suh apakah selera makan Eun Suh memang besar. Joon Suh membenarkannya. Tae Suhk bilang Joon Suh beruntung mengenal Eun Suh dari kecil. Yumi minta Joon Suh menganggap Eun Suh benar2 seperti sodara kandungnya begitu pula sebaliknya. Tae Suhk bilang Joon Suh memang menganggap Eun Suh seperti saudaranya. Yumi lalu melirik kalung Eun Suh dan memuji kalung itu. Tae Suhk bilang ia memberikan kalung itu saat bermain golf. Tae Suhk memuji cincin pertunangan Yumi. Ia lalu meminta Joon Suh memilihkan cincin pertunangan untuknya. Eun Suh merasa gak nyaman. Ia pun pamit ke dapur, mau mengambil sup. Karena gugup, ia menumpahkan sup ke lantai. Sup itu mengenai kakinya.

"Kau baik2 saja? Apa kakimu sakit?" tanya Joon Suh memegang kaki Eun Suh.


Eun Suh, Yumi, Joon Suh dan Tae Suhk pergi ke jembatan.
"Apa kau bahagia dengan Tae Suhk? Tae Suhk adalah laki2 yang baik." ucap Yumi.
"Ya, aku tahu." jawab Eun Suh.
"Kau pasti sangat cantik sewaktu kau masih bayi." ucap Yumi.
"Aku tidak begitu ingat." jawab Eun Suh.
"Apa kau mengingat tentang Joon Suh?"
"Ya."
Eun Suh lalu ingat masa kecilnya dengan Joon Suh. Saat mereka kehujanan saat dalam perjalanan pulang dari sekolah, mereka berteduh di depan pabrik. Mereka menengadahkan tangan mereka dan membiarkan hujan membasahi tangan mereka. Eun Suh iseng. Ia mencipratkan air hujan ke Joon Suh kemudian tersenyum.

"Dia sangat cantik. Dia benar2 cantik." ucap Joon Suh mengingat masa lalunya dengan Eun Suh.
"Kau beruntung sekali punya kenangan dengan Euh Suh. Ini pertama kalinya aku cemburu padamu. Joon Suh, restui kami. Aku janji akan membahagiakannya." ucap Tae Suhk sambil mengulurkan tangannya pada Joon Suh.
"Tae Suhk, ada sesuatu yang harus kukatakan. Aku..."
Yumi menyela pembicaraan mereka. Ia menjabat tangan Tae Suhk dan meminta Tae Suhk untuk membahagiakan Eun Suh.

Eun Suh dan Joon Suh pulang. Mereka lalu duduk di depan studio lukis Joon Suh.
"Eun Suh, jujur padaku. Kau tidak mencintainya kan? Apa kau mencintainya?" tanya Joon Suh. Eun Suh diam saja. Sebuah mobil memasuki halaman studio lukis Joon Suh. Ortu Joon Suh turun dari mobil. Joon Suh kaget dengan kedatangan ortunya. Air mata Eun Suh menetes melihat ortunya.


Ortu Joon Suh kaget melihat Eun Suh. Eun Suh langsung berlari ke dalam pelukan ibu Joon Suh. Sang ibu berkali2 menatap wajah Eun Suh, kemudian kembali memeluk erat Eun Suh. Ayah Joon Suh dan Joon Suh terharu melihat pertemuan ibu dan anak itu. Eun Suh dan ibu Joon Suh bicara berdua di dalam.


"Kau sudah besar sekarang." ucap ibu Joon Suh sambil memegang tangan Eun Suh.
"Ma." panggil Eun Suh.
"Maafkan aku. Aku tidak melakukan apapun untukmu. Ini juga sulit untukku."
"Ini bukan salah ibu."
"Bagaimana sekolahmu?"
"Aku tidak melanjutkan sekolahku. Aku minta maaf. Ibu tahu kan aku tidak suka belajar."
"Maafkan aku. Aku telah meninggalkanmu sendirian. Maafkan aku." Ibu Joon Suh menangis.
"Ini bukan salah ibu."
"Ada apa denganku? Aku tidak boleh menangis. Jika aku menangis, aku tidak dapat melihat wajahmu." ucap ibu Joon Suh sambil menghapus air matanya.
"Apa kau merindukanku?" tanya ibu Joon Suh.
Eun Suh mengangguk.
"Seberapa besar kerinduanmu padaku? Kau tidak melupakanku? Aku sampai jatuh sakit karena merindukanmu. Aku sakit tidak bisa melihatmu. Eun Suh... Eun Suh anakku." ucap ibu Joon Suh, lalu kembali memeluk Eun Suh.


Joon Suh bicara dengan ayahnya diluar. Ayahnya menyesal telah meninggalkan Eun Suh sendirian.


Shin Ae yang baru pulang kerja, kaget melihat table set di taman. Ia tahu ortunya sudah pulang. Ia bergegas masuk ke dalam dan langsung menghambur ke dalam pelukan ayahnya. Sang ibu menghampirinya. Shin Ae langsung memeluk ibunya. Ibunya tanya kenapa Shin Ae tak cerita soal Eun Suh. Wajah Shin Ae langsung berubah. Eun Suh datang bersama Joon Suh. Shin Ae kesal melihat ibunya menyambut Eun Suh dengan hangat.


Shin Ae lari keluar. Joon Suh dan Eun Suh mengejarnya. Shin Ae menampar Eun Suh! Tae Suhk dan Yumi datang. Tae Suhk kaget melihat apa yang terjadi. Ia tanya siapa yang berani menampar Eun Suh. Shin Ae pergi meninggalkan mereka. Tae Suhk dan Yumi bingung dengan sikap Shin Ae.


Shin Ae melajukan mobilnya dengan kencang. Ia berhenti di pinggir jalan dan menangis.
"Eun Suh, Eun Suh, Eun Suh!!" teriaknya kesal. Ia ingat saat pemilihan ketua kelas dan wakil ketua kelas. Eun Suh terpilih menjadi ketua kelas. Ia ingat saat Eun Suh mejatuhkan bekal makan siangnya. Ia ingat saat ibunya memintanya untuk tidak menyentuh pakaian Eun Suh.


Shin Ae ke rumah Eun Suh. Di mobil ia melihat ibu Eun Suh bicara dengan seorang laki2 tua.


Seorang bocah laki2 mencuri roti di kedai ibu Eun Suh. Bocah itu langsung lari begitu dipergoki ibu Eun Suh. Shin Ae bersiap2 pergi. Ibu Eun Suh mengejar bocah itu. Shin Ae hampir saja menabrak ibu Eun Suh. Ibu Eun Suh membungkukkan badannya meminta maaf. Ia terkejut melihat si pengemudi mobil.

"Shin Ae." ucapnya.

Shin Ae dan ibu Eun Suh duduk di depan sungai. Keduanya menangis. Shin Ae menyuruh ibu Eun Suh berhenti menangis. Ibu Eun Suh bertanya apa keluarga Yoon baik pada Shin Ae. Shin Ae bilang keluarga Yoon sangat baik padanya karena ia anak kandung keluarga Yoon. Ia bilang kalau ia memiliki semua yang diinginkannya dan ia bersyukur untuk itu. Ibu Eun Suh masih menangis. Shin Ae berteriak, "Berhentilah menangis!"


"Eun Suh, dia bahagia bertemu lagi dengan ibunya." ucap Shin Ae.

"Eun Suh bertemu dengannya?" tanya ibu Eun Suh.

Shin Ae menangis kencang.


Semua sudah berkumpul di table set, kecuali ibu Joon Suh. Joon Suh pergi untuk memanggil ibunya. Ibu Joon Suh duduk di kasur di kamarnya. Ia sedih memikirkan Shin Ae. Joon Suh masuk ke kamar ibunya. Ia bilang semua sudah menunggu diluar. Sang ibu menanyakan Shin Ae. Joon Suh bilang Shin Ae masih kesal. Sang ibu lalu tanya apa Joon Suh punya perasaan lebih pada Eun Suh. Joon Suh gak menyangka ibunya akan bertanya seperti itu. Sang ibu lalu menjelaskan kenapa ia dan ayah Joon Suh memberikan nama Eun Suh dan Joon Suh. Itu agar orang2 tau kalau Eun Suh dan Joon Suh bersaudara. Ibu Joon Suh meminta Joon Suh berjanji untuk mencintai Eun Suh sebagai adik.


"Baiklah." jawab Joon Suh. Diam2 Eun Suh menguping pembicaraan mereka. Air matanya menetes mendengar permintaan ibu Joon Suh.


"Eun Suh makan yang banyak. Ini semua makanan kesukaanmu kan?" ucap ibu Joon Suh. Ayah Joon Suh bingung melihat Tae Suhk akrab dengan Eun Suh. Tae Suhk pun meminta restu memacari Eun Suh pada ayah dan ibu Joon Suh. Ia berjanji akan membahagiakan Eun Suh. Joon Suh dan Eun Suh saling menatap dengan hati sama2 resah. Yumi melihat keduanya. Ayah Joon Suh menyuruh Joon Suh dan Yumi segera menikah. Yumi dan Joon Suh sama2 tersenyum. Tae Suhk lalu mengajak mereka foto bersama.


Lalu terdengar suara Eun Suh, Joon Suh dan ibu Joon Suh.
"Kakakku dan Yumi pasangan yang serasi. Aku bahagia jika kalian bahagia." ucap Eun Suh.
"Apa kau benar2 mencintai Tae Suhk? Kau tidak mencintainya kan?" tanya Joon Suh.
"Aku dan ayahmu memberi kalian nama Joon Suh dan Eun Suh agar orang2 tahu kalian bersaudara. Joon Suh, berjanjilah padaku. Anggaplah Eun Suh sebagai adikmu. Cintailah dia sebagai adikmu." ucap ibu Joon Suh.
 

Ji Han dan Eun Suh sedang mencuci foto2 mereka. Joon Suh menghampiri mereka. Ji Han pun meninggalkan mereka berdua. Eun Suh dan Joon Suh melihat foto mereka bersama ortu mereka.


"Tidak ada yang berubah dari ayah dan ibu." ucap Eun Suh.

"Coba kulihat." ucap Joon Suh mengambil foto itu dari tangan Eun Suh. Joon Suh lalu berkata, "Aku melihat ada wajah pemarah di sini." Eun Suh langsung memukul Joon Suh. Joon Suh lalu memegang tangan Eun Suh. Mereka sepakat mengubur perasaan mereka dalam2 dan menjadi kakak adik selamanya.


Tae Suhk menemani Joon Suh minum2. Joon Suh menceritakan semua rahasia Eun Suh pada Tae Suhk. Eun Suh menggunakan senyum lebarnya sbg senjata untuk meluluhkan hati org2 yg marah padanya. Eun Suh selalu berkata, "Terima kasih untuk makanan hari ini" sebelum makan. Dan kalau tidur Eun Suh suka menghadap ke dinding. Tae Suhk tertawa mendengar itu. Mereka lalu lari2 di pantai. Joon Suh menceritakan satu rahasia Eun Suh lagi. Eun Suh kalau bermain suit batu kertas gunting, selalu memilih batu. Tae Suhk tertawa terbahak2 mendengar itu.

Esok paginya, Tae Suhk dan Eun Suh duduk di depan studio lukis Joon Suh. Mereka main suit batu kertas gunting. Eun Suh heran kenapa dia selalu kalah. Joon Suh tersenyum melihat itu.


 Joon Suh jalan2 dengan Yumi. Ia minta maaf pada Yumi dan mengajak Yumi untuk balikan. Yumi girang mendengarnya. Ia langsung memeluk Joon Suh.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar