Kamis, 29 November 2012

Take Care Of Us Captain Eps 1


Han Da Jin, mahasiswi penerbangan di Akademi Penerbangan San Fransisco, baru saja menyelesaikan studinya dengan melakukan terbang solo menggunakan Pesawat Cessna Red Baron. Ia berhasil menerbangkan pesawat itu. Rekan2nya yang semuanya adalah bule memberinya ucapan selamat.


Kim Yun Seong, Co-Pilot muda, tampan dan berbakat melakukan pengecekan pesawat bersama Kapten Han Gyu Pil. Kapten Han lalu memasangkan atribut berupa tanda 3 strip kuning di lengan Yun Seong. Ia menepuk2 pundak Yun Seong, kemudian bertanya, “Apa kau tahu arti 3 strip kuning ini?”
“Artinya aku sudah lulus.” Jawab Yun Seong mantap.
Kapten Han tersenyum dan berkata “Bukan berarti kau sudah lulus dengan mendapatkan 3 strip kuning ini. Lulus atau tidaknya tergantung dari kemampuanmu yang disertai tanggung jawab. Ingat itu.”
“Aku akan mengingatnya.”


Kapten Han mengulurkan tangannya. Mereka berjabat tangan dan terlihat akrab sekali.


Briefing penerbangan dimulai. Yun Seong menatap genit pada pramugari bernama Choi Ji Won. Ji Won tersenyum dan membalas tatapan Yun Seong dengan mengedipkan matanya.


Satu per satu penumpang memasuki pesawat. Ji Won menyapa penumpang dengan penuh semangat. Kepala Pramugari menyuruh Ji Won tenang dalam menyapa penumpang dan mengingatkan Ji Won untuk tidak membuat masalah dalam penerbangan pertamanya. Ji Won berjanji akan melakukannya dengan baik. Seorang wanita yang tengah hamil tua masuk ke pesawat sambil berbicara dengan anaknya di telepon.


Lalu seorang actor tampan bernama Jung Gyo Un masuk ke pesawat, membuat Ji Won heboh sendiri. Ji Won menyapa Gyo Un dengan penuh semangat. Gyo Un melirik Ji Won, membuat Ji Won senyum2 sendiri.


Wanita hamil tadi ternyata ibu Da Jin. Ia akan menghadiri perayaan kelulusan Da Jin. Pesawat akan segera lepas landas, tapi wanita itu masih berbicara dengan Da Jin. Ji Won mendekati wanita itu dan memintanya untuk mematikan ponselnya karena pesawat akan segera lepas landas. Wanita itu menyudahi pembicaraannya di telepon dan tersenyum pada Ji Won. Ji Won berterimakasih pada wanita itu.


Kapten Han menyuruh Yun Seong melakukan lepas landas. Yun Seong semula menolak. Kapten Han lalu bilang kalau tidak semua Co-Pilot berkesempatan melakukan lepas landas pertamanya. Yun Seong membungkuk, memberi hormat pada Kapten Han. Ia lalu melakukan lepas landas. Pesawat berhasil lepas landas dengan mulus! Kapten Han mengacungkan jempolnya pada Yun Seong. Yun Seong speechless.


Suasana kabin sangat damai. Para penumpang merasa nyaman dengan pelayanan pramugari. Hanya satu yang merasa tidak nyaman. Wanita yang tengah hamil tua itu. Para pramugari melepas lelah dengan melakukan pijat kaki, maskeran dan makan. Wanita hamil itu memanggil Ji Won. Ia meminta Ji Won mengantarkannya ke toilet. Ji Won membantu wanita itu berdiri, namun tiba2 Gyo Un memanggilnya. Ji Won tersipu malu dan menghampiri Gyo Un. Gyo Un meminta diambilkan selimut. Wanita hamil itu berjalan tertatih2 ke toilet. Ji Won melihat wanita itu. Merasa wanita itu tidak memerlukan bantuannya, ia pun terus meladeni Gyo Un.

Kapten Han masuk ke toilet. Yun Seong yang masih merasakan euphoria penerbangan pertamanya, mengenakan kacamata hitamnya dan tersenyum. Ia lalu melihat sesuatu yang tidak beres. Saat mau melakukan sesuatu, tangannya menyenggol alat kemudi. Alat kemudi terpental ke depan. Pesawat pun mengalami turbulensi yang cukup hebat. Para penumpang dan awak pesawat terlempar kesana kemari. Kapten Han bingung dengan apa yang terjadi. Akibat guncangan itu, perut wanita itu membentur kloset!


Yun Seong berusaha melakukan sesuatu tapi guncangan semakin hebat terasa. Penumpang terlempar kesana kemari. Barang2 milik penumpang jatuh dari lemari penyimpanan. Kapten Han kembali ke kokpit dan bertanya apa yang terjadi. Yun Seong bilang tidak sengaja membuat autopilot berhenti. Wanita itu mencoba bertahan. Ia berpegangan supaya tidak jatuh, tapi akhirnya ia jatuh juga. Darah membasahi roknya!


Kapten Han menyuruh Yun Seong mengurangi kecepatan. Yun Seong melakukan itu. Guncangan akhirnya berhenti. Kapten Han tersenyum dan menepuk2 pundak Yun Seong. Yun Seong melepas kacamatanya dan mengusap mukanya. Ia masih syok. Ji Won mengecek wanita itu ke toilet. Ia merasa bersalah telah mengabaikan wanita itu. Ia mengetuk2 pintu toilet. Karena gak ada respon, ia membuka pintu toilet. Ia terkejut melihat wanita itu pingsan. Ia berusaha membangunkan wanita itu.


“Apa di kabin baik2 saja?” tanya Kapten Han mengecek kondisi kabin melalui telepon. Ia menarik napas lega mengetahui para penumpang baik2 saja.
“Maafkan aku.” Ucap Yun Seong.
“Apa kau gugup? Bukankah ini seperti berkencan? Itulah indahnya langit. Jadikan ini pengalaman yang berharga.” Jawab Kapten Han.


Wanita itu telah sadar. Ji Won dibantu seorang rekannya memapah wanita itu kembali ke kursinya. Ji Won tampak mengkhawatirkan wanita itu. Wanita itu bilang kalau dia baik2 saja. Ia lalu meminta air dengan napas yang terengah2. Ji Won segera ke dapur. Dari dapur, ia memantau kondisi wanita itu. Wanita itu tampak tidur.


Ji Won lalu kembali ke kursi wanita itu. Ia menyelimuti wanita itu, kemudian terkejut melihat darah membasahi rok wanita itu. Bukannya menolong, Ji Won malah pergi ke toilet. Ia meyakinkan dirinya kalau wanita itu baik2 saja. Da Jin sedang menghadiri perayaan kelulusannya. Ia gelisah karena ibunya tak kunjung datang.


Ji Won kembali mengecek kondisi wanita itu. Ia meyakinkan dirinya kalau wanita itu baik2 saja. Ia lalu menyibakkan selimut dan kaget melihat darah yang semakin banyak keluar. Ji Won membangunkan wanita itu, tapi wanita itu bukan tidur. Wanita itu pingsan!!
“Senior!” teriak Ji Won memanggil Kepala Pramugari. Kepala Pramugari dan rekan2nya yang lain datang. Mereka kaget melihat kondisi wanita itu. Kepala Pramugari menyuruh rekannya mencari dokter. Ji Won menangis. Ia merasa amat bersalah. Kepala Pramugari menyuruh Ji Won menyiapkan kamar darurat. Gyo Un melihat semua itu, tapi ia pura2 tak tahu. Sepertinya ia juga merasa bersalah. Karenanya, Ji Won mengabaikan wanita itu.
Seorang pramugari mencari dokter diantara penumpang dan pramugari lainnya membopong wanita itu ke kamar darurat.


“Ini Kapten. Ada apa?” tanya Kapten Han.
“Kami memindahkan seorang wanita hamil ke kamar darurat. Tampaknya ia terjatuh saat terjadi turbulensi tadi.” Jawab Kepala Pramugari.
“Kau bilang tidak terjadi apa2?”
“Maaf Kapten. Hal ini baru saja diketahui.”
“Aku mengerti.” Jawab Kapten, lalu menyudahi pembicaraan. Yun Seong merasa bersalah. Kapten Han meyakinkan Yun Seong kalau semuanya baik2 saja.


Da Jin naik ke panggung untuk menerima symbol kelulusannya.


“Senior, tidak ada dokter di sini.” Ucap seorang pramugari.
“Kita tidak bisa menunggu lagi. Nyawa ibu dan bayinya dalam bahaya. Kita harus melakukan operasi. Ji Won, siapkan gunting dan perban.” Suruh Kepala Pramugari. Ji Won diam saja. Ia syok dengan semua itu. Kepala Pramugari menyadarkan Ji Won yang membeku.


Ji Won mencuci tangannya yang berlumuran darah, kemudian menyiapkan peralatan operasi. Ia mengambil gunting dan perban. Karena terburu2 dan gugup, ia terjatuh diantara penumpang. Gunting dan perban berserakan di lantai. Ji Won mengambil napas dan segera memungut gunting dan perban, lalu segera ke kamar darurat. Kepala Pramugari memberitahu Kapten Han kalau mereka akan segera melakukan operasi. Kapten Han meminta Kepala Pramugari terus memberikan kabar soal wanita itu. Kapten Han tampak stress dengan masalah itu. Ia menyuruh Yun Seong mengontak Anchorage Airport dan Paramedis.


Wanita itu berteriak kesakitan. Terjadi masalah. Mereka tidak bisa melakukan pendaratann darurat karena masalah cuaca. Yun Seong memutuskan mendarat di Anchorage Airport. Kapten Han melarangnya. Yun Seong terus membujuk Kapten Han. Kapten Han berkeras mau mendarat di Bandara di San Fransisco. Yun Seong terus membujuk Kapten Han untuk mendarat di Anchorage Airport. Kapten Han tidak mau. Ia tak ingin membahayakan nyawa 300 penumpangnya. Betapa kagetnya Yun Seong saat Kapten Han bilang kalau wanita hamil itu istrinya.


Wanita itu sudah melahirkan. Bayinya sudah dikeluarkan. Kepala Pramugari memotong ari2 bayi dengan gunting yang tidak steril!! Ia terpengarah mengetahui pendarahan wanita itu tidak berhenti dan langsung melaporkannya ke Kapten Han. Da Jin sedang merayakan kelulusannya. Tiba2, ponselnya berbunyi. Ia terkejut saat diberitahu ayahnya kalau ibunya meninggal. Ia mengira ayahnya bercanda.

Da Jin langsung ke RS. Ia terdiam menatap ayahnya dan berjalan melewati ayahnya. Kapten Han menatap sedih Da Jin. Da Jin jatuh terduduk. Sesaat kemudian, tangisnya pecah. Ia menangis sejadi2nya sambil berteriak memanggil ibunya.


Yun Seong duduk di kokpit pesawat sambil memeluk lututnya. Ia merasa sangat bersalah. Guncangan itu menewaskan istri Kapten Han, kapten yang sangat dihormatinya. Ji Won duduk di kabin. Ia juga merasa bersalah. Bukan hanya karena telah mengabaikan permintaan wanita itu, tapi juga karena lupa mensterilkan gunting itu.


“Kakak!” ucap adik ipar Kapten Han di pemakaman kakaknya. Ji Won mendekati pemakaman itu dengan langkah gemetar. Tangis membasahi pipinya. Da Jin menatap Ji Won penuh amarah. Ia ingin menghajar Ji Won, namun dicegah ayahnya. Dari kejauhan, Yun Seong menyaksikan semua itu. Hatinya sesak. Ia benar2 merasa bersalah.


Yun Seong pergi ke kedai arak. Ia melampiaskan emosinya dengan minum2.


Kapten Han terkejut melihat Yun Seong duduk di depan rumahnya. Yun Seong berlutut pada Kapten Han. Kapten Han menyuruh Yun Seong berdiri. Yun Seong terus berlutut sambil meminta maaf berkali2. Ia lalu mengaku membenci Kapten Han. Ia tidak mengerti kenapa Kapten Han memilih menyelamatkan nyawa 300 penumpang ketimbang nyawa istrinya. Kapten Han menunjukkan tanda 4 strip kuning. Ia menjelaskan arti tanda 4 strip kuning itu. Artinya adalah tanggung jawab. Nyawa 300 penumpang berada di tangannya. Dan ia terpaksa menyelamatkan nyawa 300 penumpang dan membunuh istrinya. Yun Seong memutuskan berhenti mendampingi Kapten Han.


Di depan Yun Seong, Kapten Han mencoba tegar namun ia sebenarnya terpukul dengan apa yang menimpa istri dan anaknya. Ia menatap ke sekeliling kamarnya, lalu menatap 4 strip kuning yang ada di lengan jasnya. Da Jin duduk di lantai sambil memeluk foto ibunya. Ia masih gak bisa menerima kepergian sang ibu.


Paginya Kapten Han membawakan susu untuk Da Jin. Da Jin bangun dari tidurnya dan meminum susu itu.
“Ayah, inikah tugas seorang pilot? Menjamin keselamatan penumpang? Meskipun aku mengerti, aku sulit untuk menerimanya. Ayah, ibuku juga penumpang di sana. Apa kau hanya menganggap ibuku sebagai penumpang?” tanya Dajin terisak.


Kapten Han melihat bayinya. Akibat gunting yang tidak steril itu, terjadi infeksi pada system peredaran darah bayinya.

Kapten Han ke makam istrinya.
“Istriku, maafkan aku. Tahukah kau? Bagiku kau yang pertama, kedua.. ketiga.”

Kapten Han kembali dengan menyetir mobilnya sendirian. Ponselnya berdering. Ada SMS dari Da Jin.
“Ayah, maafkan aku. Ayah dimana?”

Kapten Han tersenyum membaca SMS putrinya. Ia menepikan mobilnya dan mulai mengetik balasan SMS. Tiba2, sebuah truk menabrak mobil Kapten Han! Kapten Han tewas di tempat! Belum hilang rasa pedih itu, Da Jin kembali mendapatkan luka yang baru. Pemakaman Kapten Han berlangsung khimdat. Di hari yang sama, Yun Seong bertolak ke Australia tanpa tahu apa yang terjadi pada Kapten Han.


Sesuai pesan sang ayah, ia membawa abu jenazah sang ayah ke pesawat dan terbang. Ia berjanji pada ayahnya akan menjadi pilot seperti ayahnya. Semua orang memberi penghormatan terakhir pada Kapten Han.

= 7 tahun kemudian =

Da Jin berlari2 menuju taman hiburan yang akan ditutup. Ia memohon kepada badut penjaga pintu agar diizinkan masuk.


“Aku sudah berjanji pada adik perempuanku akan membawanya ke sini jika ia sudah sehat nanti. Aku mohon, izinkan aku masuk untuk mengambil beberapa gambar.” Pinta Da Jin. Badut penunggu pintu mengizinkan Da Jin masuk dan mendoakan kesembuhan adik Da Jin.


Setelah puas menjajal semua permainan dan mengambil beberapa gambar, Da Jin berjalan keluar. Langkahnya terhenti di depan sebuah boneka yang bersinar di dalam box. Tiba2, dari dalam box keluar sebuah bola yang bersinar. Da Jin mengambil bola itu. Ia menemukan sebuah kertas di dalam bola itu. Da Jin membaca tulisan di kertas itu. Kertas itu bertuliskan Climb Your Life. Berulang kali ia membaca kata2 itu, kemudian tersenyum seperti mendapatkan pencerahan.


Ia berjalan keluar dari taman hiburan sambil melambung2kan bola itu. Karena lemparannya terlalu tinggi, bola itu terlepas dari tangannya. Ia terjatuh saat berusaha menangkap bola itu. Bola itu menggelinding ke kaki seorang cowok. Cowok itu berjalan mendekati Da Jin. Cowok itu ternyata Kim Yun Seong! Yun Seong mengembalikan bola Da Jin tanpa membantu Da Jin berdiri. Ia beranjak masuk ke taman hiburan.

“Mungkin ia bukan orang Korea.” Ucap Da Jin menghibur dirinya. Ia lalu berdiri dan mengucapkan terima kasih pada Yun Seong.

Paginya, Da Jin menaiki jembatan untuk menikmati keindahan Australia. Di bawah jembatan, ada Yun Seong yang juga sedang menikmati keindahan Australia. Ia mengambil beberapa gambar.


“Meskipun aku menemui kegagalan, aku tidak akan pernah menyerah! Aku Han Da Jin! Apapun yang aku katakan, aku akan melakukannya!” teriak Da Jin, menarik perhatian Yun Seong. Yun Seong lantas mengambil gambar Da Jin. Sesaat kemudian, ia ingat Da Jin adalah gadis yang ia tolong di taman hiburan semalam. Da Jin melompat di jembatan sambil mengangkat tangannya ke atas. Yun Seong tersenyum menatap Da Jin.

= Sydney International Airport =


Da Jin bergabung dengan perusahaan penerbangan Wings Air. Ia masuk ke satu ruangan dan menyapa rekan2nya. Para pramugari sedang menunggu Kapten mereka.
“Hari ini kita akan terbang dengan Kapten Kim Yun Seong.” Ucap salah satu dari mereka.
“Kim Yun Seong dari YT Airlines? Kudengar dia melawan badai untuk menyelamatkan 300 penumpang Australia. Dan ia mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Australia atas jasanya.” Ucap Da Jin.
“Nona Han Da Jin, kau beruntung terbang bersamanya.” Jawab salah satu diantara mereka.


Tiba2 pintu ruangan terbuka. Semua memberi hormat saat Yun Seong memasuki ruangan. Da Jin terkejut melihat sosok Yun Seong. Ia ingat Yun Seong adalah cowok yang mengembalikan bolanya tanpa menolongnya berdiri di taman hiburan. Da Jin ingin bicara soal pertemuan mereka di taman hiburan tapi tidak jadi. Ia membungkukkan badannya, memberi hormat dan memperkenalkan dirinya. Karena terlampau kencang membungkukkan badannya, topinya jatuh. Yun Seong memperkenalkan dirinya.

Mereka melakukan briefing penerbangan. Seorang pramugari melapor pada Yun Seong kalo ada penumpang yang harus menjalani operasi jantung. Yun Seong menyuruh mereka memperlakukan penumpang itu dengan sebaik2nya. Di kokpit, Da Jin berusaha bersikap ramah pada Yun Seong, tapi Yun Seong bersikap dingin pada Da Jin.

Da Jin berusaha fokus dengan pekerjaannya, tapi ia justu membuat kesalahan dan mengakibatkan kepanikan di kabin. Yun Seong menegur keras Da Jin. Akhirnya keadaan berhasil dikendalikan. Yun Seong menyuruh Da Jin keluar. Da Jin terkejut. Yun Seong bilang tak ingin membawa terbang amatiran seperti Da Jin. Da Jin bilang kalau mereka tidak boleh membuang waktu karena ada pasien yang harus segera di operasi. Yun Seong mengaku akan menanganinya sendiri. Seorang pramugari melapor pada Yun Seong kalau mereka harus segera berangkat. Yun Seong akhirnya menyerah dan tidak jadi mengusir Da Jin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar