Minggu, 25 November 2012

Temptation Of Wife Eps 4


Eun Jae menunggu Gyo Bin di luar. Ia menelpon Gyo Bin tapi gak diangkat.



Ia menggigil kedinginan. Sementara itu Gyo Bin masih bersama Ae Ri. Ae Ri tidur di pelukan Gyo Bin. Gyo Bin tampak seperti memikirkan sesuatu.
“Apa yang kau pikirkan?” tanya Ae Ri.
“Tidak ada. Aku sangat marah saat teringat pada Kang Jae.” Jawab Gyo Bin.


“Jadi kau mau menggunakanku untuk membalaskan dendammu? Kapan kau berhenti jadi pengecut? Kau harus membuat keputusan apakah mau bersamaku atau tidak.”
“Aku benar2 bingung. Aku punya wanita yang berbeda setiap malam, tapi aku tidak pernah merasa seburuk ini.”


“Pergilah. Aku ada janji dengan seseorang.” Ucap Ae Ri bangkit dari tempat tidur dan mengenakan pakaiannya.
“Malam2 begini? Dengan siapa?”
“Pemilik Salon Bella ingin menemuiku.”
“Apa dia seorang pria?”
“Apa kau cemburu? Gyo Bin, belikan aku rumah.”
“Apa? Rumah?”
“Kau kan Direktur Perusahaan Konstruksi. Masa’ kau tidak bisa membelikanku apartemen.”
“Aku tidak punya uang sebanyak itu. Ayahku yang mengendalikan semuanya. Direktur hanya namaku saja.”
“Kalau kau membelikanku apartemen, kita bisa bersama setiap hari. Itulah impianku.”
“Jadi impianmu merusak rumah tangga orang? Bagaimana kalau Kang Jae sampai tahu?”
“Apa kau takut padanya?”

Kita ke rumah Gyo Bin. Mi In tidur di kamar Soo Bin.
“Aku menang.” Ucap Mi In dalam tidurnya. Ia bermimpi menang dalam permainan judi. Soo Bin yang sedang bekerja beranjak ke tempat tidur, kemudian menyuruh sang ibu tidur  di kamarnya. Mi In bangun dari tidurnya dan berkata, “Aku tidak tidur.”
“Bu, minta maaflah pada ayah. Oya, aku tidak melihat Eun Jae dari tadi? Kemana dia? Apa dia ke rumah orang tuanya?”


“Mana aku tahu. Dia tidak pernah pamit padaku. Sudahlah, aku tidak ingin mendengar namanya. Dia sumber masalah di rumah ini.”
“Ibu jangan begitu. Kalau aku jadi dia, aku akan minta cerai dan harta gono gini, lalu aku akan cerita pada media kalau keluarga ini adalah keluarga yang sangat aneh.”
“Kau keluargaku atau bukan sih?” tanya Mi In geram.
“Cinderella adalah dongeng favorit ibu kan? Sekarang ibu sudah seperti ibu tirinya Cinderella.”
“Berani sekali kau menjadikanku sebagai lelucon. Baiklah. Aku pergi.”

Mi In mengendap2 masuk kamarnya kemudian naik ke tempat tidur, tapi Ha Jo menendangnya hingga ia jatuh ke lantai. Mi In berkata, “Apa dia mau membunuhku?”
Mi In lalu memeluk Ha Jo. Ha Jo mendorong Mi In hingga ia jatuh ke lantai. Ha Jo meneruskan tidurnya. Dengan kesal Mi In berkata, “Iya, baik! Aku akan tidur di lantai!”


Eun Jae masih menunggu Gyo Bin diluar. Gyo Bin pulang. Ia heran melihat Eun Jae diluar.
“Apa yang kau lakukan di sini?”
“Kenapa kau tidak menjawab teleponku?”
“Aku habis bertemu klien penting. Apa yang kau lakukan di sini? Kau bertengkar dengan ibuku?”
Eun Jae diam saja, ia lalu kaget melihat wajah Gyo Bin terluka. “Ini kenapa?”
“Ini ulah kakakmu! Dia datang ke kantor dan memukuliku.”
“Nanti aku akan bicara padanya.”


Gyo Bin lalu melirik kaki Eun Jae. Ia kaget Eun Jae keluar memakai sandal rumah.
“Kau diusir ibuku? Pertama kau ditampar ibuku, sekarang kau diusir. Apa kau tidak bisa akur dengan ibuku?”
“Aku sudah mencoba tapi tidak bisa.”
“Ya sudah, lupakan.” Ucap Gyo Bin lalu melepas jasnya dan memakaikan jas itu ke tubuh Eun Jae agar Eun Jae tidak kedinginan. Eun Jae tersenyum dan langsung merangkul Gyo Bin.


Di kamar Eun Jae mengobati luka di wajah Gyo Bin.


Kang Jae dan ortunya sedang merenovasi kamar Ae Ri. Mereka memasang kertas dinding, lalu menata tempat tidur, lemari dan meja rias. Kang Jae disuruh ayahnya segera menikah. Kang Jae bilang ia belum siap untuk menikah. Sang ibu datang membawakan jus beras.
“Ae Ri sudah sukses sekarang, apa dia mau tinggal di sini dengan kita? Dia pasti sudah mendapatkan pekerjaan sekarang.” Ucap ibu Kang Jae.
“Dia belajar make up di Paris, pasti dia bekerja di salon kecantikan. Kenapa tidak terpikir olehku.” Jawab Kang Jae lalu pergi mencari Ae Ri.
“Dia benar2 bodoh. Sudahlah, jangan bicarakan ini lagi. Aku khawatir pada Eun Jae. Dia pasti dimarahi ibu mertuanya karena Kang Jae memukuli Gyo Bin.” Ucap Ibu Kang Jae.


Gyo Bin sedang merapikan dasinya. Ia teringat dengan ciuman Ae Ri semalam. Tiba2, ponselnya berbunyi. Ia mengangkat ponselnya dan kaget mendengar suara Ae Ri. Ia celingak celinguk di kamarnya, kemudian menjawab telepon Ae Ri.
“Apa kau sudah memikirkan permintaanku semalam? Tentang apartemen untukku?”
“Heh, aku tidak punya uang untuk membelikanmu apartemen.”
“Berarti aku tidak punya pilihan lain. Pemilik Salon Bella menawariku apartemen.”
“Dasar brengsek. Kenapa dia memberimu apartemen?”
“Mungkin ini bukan hanya sekedar bisnis. Aku tidak percaya seorang pengusaha rela menghambur2kan uang dengan cuma2.”
“Baiklah. Aku akan membelikanmu apartemen. Tapi tidak perlu yang besar kan?”
Ae Ri tersenyum puas. “Aku tidak suka apartemen besar, aku hanya ingin apartemen yang kecil dimana aku bisa melihatmu setiap hari.”
“Apa kau sibuk hari ini”
“Kau bisa datang ke kantorku. Apa kau tidak penasaran dengan kantorku?”
“Jika aku punya waktu, aku akan datang.”
“Bawakan aku bunga.”



Ha Jo sedang membaca koran. Eun Jae datang membawakan minuman untuknya. Mi In keluar dari kamarnya. Ia memberikan pandangan sinis pada Eun Jae saat Eun Jae mengucapkan selamat pagi padanya.
“Ibu, apa mau kuambilkan obat?” tawar Eun Jae.
“Tentu saja. Aku tidur di lantai yang dingin tanpa selimut semalam. Siapa yang tidak akan sakit kalau tidur di lantai. Kepalaku pusing sekali.” Ucap Mi In pura2 sakit.
“Akan kuambilkan ibu teh jahe.”
“Aku tidak mau yang instan. Aku mau kau membuatnya sendiri dan jangan lupa tambahkan madu.”
“Baik ibu. Aku juga akan membawakan jus pir.” Jawab Eun Jae lalu beranjak ke dapur. Soo Bin dan Ha Neul turun dari tangga dan menghampiri ortu mereka. Ha Jo terus membaca koran dan berkata, “Menjengkelkan.”


“Apa ibu sakit?” tanya Soo Bin, lalu duduk disamping ayahnya.
“Kudengar sekarang sedang musim flu. Aku tidur di lantai yang dingin semalam.” Jawab Mi In.
Ha Neul duduk disamping Mi In dan memegang kening Mi In, lalu berkata, “Badanmu tidak panas? Apa kau sengaja berpura2 terlihat menyedihkan?”
“Tega sekali kau bicara seperti itu? Aku hampir kehilangan suaraku. Aku juga menggigil kedinginan.” Jawab Mi In, lalu pura2 bersin. Ha Jo sama sekali tidak peduli. Ia melipat koran dan meletakkannya di meja, lalu pergi ke kantor. Mi In kesal dengan Ha Jo.


Eun Jae masuk ke kamar dan kaget melihat Gyo Bin sudah selesai pakaian. Ia mau merapikan dasi Gyo Bin, tapi tangannya ditepis Gyo Bin.
“Apa sih yang kau sibukkan di pagi hari sampai kau tidak bisa mengurus suamimu. Kita kan belum punya anak.”
“Aku minta maaf. Ah, dasi itu terlihat cocok untukmu.” Jawab Eun Jae lalu merapikan dasi Gyo Bin.
“Apa kau punya uang? Aku memerlukan uang sekarang.” Ucap Gyo Bin.
“Tapi aku tidak punya uang.”
“Aku tahu ayah memberimu uang. Aku tahu kau masih punya sedikit tabungan.”
“Memangnya uang itu untuk apa?”
“Ketika ayah dan kakakmu membuat masalah, aku memakai uang perusahaan untuk menyelamatkan mereka.  Ayahku bisa marah jika ia tahu aku memakai uang perusahaan.”
“Aku memberikan uangku pada ibumu.”
“Apa?”
“Dia bilang akan mengembalikannya nanti.”
“Apa kau gila? Kau percaya padanya? Ah, sudahlah. Lupakan! Aku butuh uang sekarang. Lakukan apapun yang kau bisa untuk mendapatkan uang itu.”
“Baiklah, aku akan minta pada ibumu.”
“Bilang saja kalau keluargamu butuh uang.”


Eun Jae mengangguk. Dia lalu memberikan perfume hadiah Ae Ri pada Gyo Bin. Gyo Bin kaget mendengar nama Ae Ri. Eun Jae memberitahu Gyo Bin kalau Ae Ri sudah kembali dari Paris dan sudah menjadi penata rias professional. Ia yakin Kang Jae pasti akan gembira setelah bertemu Ae Ri. Gyo Bin kaget dan tanya apa Ae Ri sudah bertemu Kang Jae. Eun Jae bilang mereka belum bertemu tapi pasti akan bertemu.


Gun Woo sedang merapikan kerah bajunya di depan cermin. Soo Hee masuk ke kamar Gun Woo dan ingin memilihkan dasi untuk Gun Woo. Gun Woo bilang dia sudah memilih dasinya dan menunjukkan dasi yang akan dia pakai. Dasi yang akan dipakainya adalah dasi hadiah dari Soo Hee sewaktu ia masih duduk di bangku kuliah. Soo Hee gak menyangka Gun Woo masih menyimpan dasi itu. Gun Woo bilang ia akan memakai dasi itu di hari pernikahannya dan bilang kalau istrinya pasti akan cemburu pada Soo Hee. Soo Hee tanya apa Gun Woo punya rencana melakukan kencan buta. Gun Woo bilang ia akan segera mencari pacar.


“Kau punya waktu untuk kencan dengan wanita lain, tapi tidak punya waktu untuk menonton film denganku! Aku kecewa padamu! Kau sama saja seperti laki2 lain!” teriak Soo Hee lalu keluar dari kamar Gun Woo. Gun Woo bingung Soo Hee tiba2 marah padanya.


Soo Hee mengantarkan ibu dan kakaknya ke depan. Gun Woo kaget ibunya membelikannya sebuah mobil. Sang ibu menyerahkan kunci mobil baru Gun Woo pada Gun Woo. Gun Woo berterima kasih pada ibunya dan berkata kalau mobil lamanya masih bagus. Soo Hee mengajak Gun Woo jalan2. Sang ibu menyuruh Soo Hee konsentrasi pada pameran lukisan yang akan ia ikuti. Soo Hee bilang ia lebih tertarik bermain bersama Gun Woo daripada mengikuti pameran lukisan, lalu masuk ke dalam. Gun Woo dan sang ibu tertawa mendengar jawaban Soo Hee.


Kang Jae keluar masuk beberapa salon hanya untuk mencari Ae Ri. Ia menunjukkan foto Ae Ri pada pegawai salon tapi tak satu pun yang mengenal Ae Ri. Mi Ja sedang bekerja. Ia bekerja di salon Yeo Sa sebagai Cleaning Service. Ia sedang mengepel lantai. Yeo Sa menghampirinya. Ia mengajak Mi Ja sarapan, tapi Mi Ja menolaknya karena membawa bekal dari rumah. Mi Ja memuji kebaikan hati Yeo Sa. Tiba2, Kang Jae menabrak mereka. Kang Jae kaget melihat ibunya bekerja di salon itu begitu pula Mi Ja kaget melihat anaknya di salon itu. Mereka lalu bicara diluar.


“Siapa yang menyuruhmu bekerja? Apa ini pekerjaan yang kau ceritakan padaku?” tanya Kang Jae.
“Memang apa salahnya menjadi cleaning service? Aku kan tidak mencuri. Aku melakukan ini untuk mendapatkan uang.”
“Biar aku dan ayah yang mencari uang! Tinggalkan pekerjaan ini!”

“Aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan uang.”


Ae Ri sedang memberikan pelatihan pada semua pekerjanya di salonnya. Gyo Bin tersenyum melihat Ae Ri. Ae Ri melambaikan tangannya pada Gyo Bin begitu melihat Gyo Bin. Ia mengajak Gyo Bin ke ruangannya. Gyo Bin memberinya bunga dan mengucapkan selamat untuk pekerjaannya. 


Ae Ri mencium Gyo Bin. Gyo Bin memuji kehebatan Ae Ri. Ae Ri meminta Gyo Bin melupakan Ae Ri yang dulu tinggal dengan Eun Jae, karena ia sekarang adalah Michelle Sin.


Gyo Bin dan Ae Ri sedang melihat2 apartemen yang akan mereka beli.


Gyo Bin kembali ke kantornya dan menelpon Eun Jae. Ia tanya apa yang sedang dilakukan Eun Jae. Eun Jae bilang ia sedang membuat sabun dari teh hijau untuk Gyo Bin, ibu Gyo Bin dan Ha Neul. Gyo Bin tanya apa Eun Jae tidak iri melihat perempuan lain yang sukses dengan karirnya. Eun Jae tanya apa Gyo Bin menelpon hanya untuk mengatakan hal itu. Gyo Bin lalu mendesak Eun Jae untuk meminta uang itu dari ibunya. Eun Jae bilang ia gak bisa mengatakan hal itu karena ibu Gyo Bin sedang sakit. Gyo Bin terus mendesaknya. Eun Jae janji akan segera membicarakan hal itu dengan ibu Gyo Bin.




Mi In lagi menyusun kartu2nya, tiba2 Eun Jae datang. Ia pun langsung pura2 tidur. Eun Jae datang membawakan obat. Mengira Mi In sedang tidur, ia pun beranjak dari kamar Mi In. Mi In bangun dari tidurnya begitu Eun Jae keluar. Ia heran kenapa Eun Jae selalu baik pada semua orang.


“Apa ini untukku?” tanya Ha Neul berlari2 menghampiri Eun Jae. Ia membawa sebuah bedak.

“Iya, Bibi. Ini bedak yang terbuat dari teh hijau, sangat bagus untuk kulitmu.”

“Aku akan terlihat cantik setelah memakai ini. Lalu aku akan menikah dengan Tuan Kim. Kupikir dia menyukaiku.” Ucap Ha Neul sambil memakaikan bedak itu pada pipinya.


Bibi menghampiri mereka. “Kenapa kau bisa punya pikiran dia menyukaimu? Jangan membohongi dirimu sendiri.”

Ha Neul menarik napas kesal dan menatap bibi dengan tatapan tajam lalu berkata, “Tuan Kim menyukaiku. Dia selalu tersenyum padaku dan membantuku membawakan barang2ku.”

“Dia menertawakanmu karena kau bodoh dan dia membantumu karena dia dibayar untuk bekerja.” Jawab Bibi. Eun Jae pergi meninggalkan mereka karena mendengar suara telepon. Ha Neul mengepalkan tangannya dan siap memberikan tinjunya pada Bibi. Bibi memegang kepalan tangan Ha Neul. Ha Jo yang menelpon.

“Hallo ayah, ibu masih tidur. Dia belum makan dan minum obat.” 
 

“Pastikan dia makan sesuatu. Jangan katakan aku yang  menyuruhmu. Jaga dia.” Ucap Ha Jo, kemudian menutup teleponnya. Ia menghela napas. Gun Woo masuk ke ruangannya dan bertanya apakah Ha Jo mencarinya. Ha Jo bertanya soal pekerjaan Gun Woo. Gun Woo bilang perlu dilakukan perbaikan secara besar2an pada proyek yg dikerjakan Gyo Bin. Ha Jo lalu bilang percaya pada kemampuan Gyo Bin. Soo Hee menelponnya. Ha Jo menyuruh Gun Woo menjawab ponselnya tapi Gun Woo tidak menjawab ponselnya.


Di kolam renang, Soo Hee kesal Gun Woo tidak menjawab ponselnya. Dia bangkit dari duduknya, kemudian mengenakan kacamata renangnya dan mulai berenang. Sampai di pinggir kolam, ia melepas kacamata hitamnya dan sedih karena Gun Woo tidak menjawab ponselnya. Ia memakai kacamata renangnya lagi dan kembali berenang.


Kang Jae sedang di bus. Ia langsung turun dari bus begitu melihat spanduk Ae Ri terpampang di Salon Bella. 


Tidak ada yang bernama Shin Ae Ri di salon itu. Kang Jae kaget dan bertengkar dengan pegawai salon. Ia lalu tanya spanduk Ae Ri yang terpampang di depan Salon. Pegawai bilang itu Michelle Sin. Kang Jae berkeras kalau namanya adalah Shin Ae Ri.
“Dia tamuku.” Ucap Ae Ri.
“Ae Ri.” Jawab Kang Jae. Ae Ri kesal menatap Kang Jae.


Ae Ri menuangkan teh untuk Kang Jae di ruangannya. Ia menyuruh Kang Jae duduk.
“Ae Ri, aku sangat merindukanmu. Kau cantik sekali. Selamat datang kembali Ae Ri.” Ucap Kang Jae.
“Terima kasih. Bagaimana kabarmu? Kau masih terlihat sama seperti yang dulu?”
“Kau kan tahu bagaimana aku.”
“Kau masih bekerja sebagai manajer di klub itu?”
“Gapsu sangat baik padaku. Dia membayarku tepat waktu.”
“Maafkan aku tapi aku harus kembali bekerja. Aku ada tamu VIP, setelah itu aku akan diwawancarai oleh sebuah majalah. Kita tidak bisa sering2 bertemu.”
“Sepertinya aku harus membuat janji dulu untuk bertemu denganmu. Oya, dimana kau tinggal sekarang. Aku sudah menyiapkan kamar untukmu di rumahku. Kau bisa pindah sekarang.”
“Bagaimana mungkin aku bisa datang dari Jungreung ke Cheongdamdong setiap hari? Aku bisa terlambat bekerja. Aku sudah nyaman di tempatku sekarang. Aku harus mandiri sekarang. Aku tidak mau membebani keluargamu lagi. Aku pastikan aku akan mengembalikan uang kalian yang kalian pakai untuk merawatku selama 20 tahun.” Ucap Ae Ri lalu bangkit dari duduknya. Kang Jae bangkit dari duduknya dan menarik tangan Ae Ri.
“Apa maksudmu? Kenapa kau bicara soal uang?”
“Aku bukan keluargamu! Aku tidak ingin berhutang dengan siapa pun!”
Kang Jae memeluk Ae Rid an bilang kalau ia sangat merindukan Ae Ri. Ae Ri mendorong Kang Jae. Ia khawatir ada yang melihat mereka dan rumor tentang mereka berkembang di kantornya. Kang Jae bilang kalau mereka akan segera menikah. Ae Ri mengusir Kang Jae.


Kang Jae meminta uang pada ayahnya. Ia bilang mau membelikan apartemen untuk Ae Ri.


Eun Jae melihat Mi In yang sedang makan. Mi In curiga Eun Jae memasukkan racun ke dalam makanannya karena Eun Jae melihatnya makan. Eun Jae duduk disamping ibunya dan meminta sang ibu mengembalikan uangnya. Ha Jo pulang bawa daging panggang buat Mi In. Ha Neul menghampiri Ha Jo dan bilang kalau Mi In lagi makan sup yang dibuatkan Eun Jae. Ha Jo memberikan daging itu pada Ha Neul.


Mi In marah karena Eun Jae meminta uang itu dikembalikan. Ia menolak mengembalikan uang itu. Ha Jo mendengar itu marah. Ia mau memukul Mi In dengan stik golf. Eun Jae melindungi Mi In.


BERSAMBUNG…..

1 komentar:

  1. Semangat !Buat sinopsis nya yaa..
    Hingga eps terakhir.

    Terima kasih.

    BalasHapus